Menulis Puisi di Kayutangan
Oleh: Gatot Sarmidi )*

Sekali waktu, mahasiswa perlu dilibatkan dalam kegiatan menulis kreatif sastra. Ada satu cara yang menarik dan cukup mudah dilakukan, untukgerakkan mereka menulis kreatif sastra yakni dengan mengajak mereka jalan-jalan.
Ada satu tempat yang cukup menarik untuk jalan-jalan. Tempat itu sudah cukup terkenal di kota Malang, yaitu Kayu Tangan. Kayu Tangan bisa menjadi sumber inspirasi. Ada banyak tema yang bisa diangkat jika mau menulis kreatif sastra, seperti puisi, yang juga bisa merupakan salah satu genre dari sastra pariwisata.
Tentu, menulis puisi di Kayu Tangan tak hanya mengandalkan imajinasi belaka. Berjalan-jalan itu bisa bermakna mengamati, berwisata, menikmati suasana, berwawancara, berbincang-bincang, juga menikmati jajanan atau minuman yang tersedia di sana. Tak hanya itu, menyeberang jalan, melewati jembatan penyeberangan, duduk-duduk di bangku yang tersedia di trotoar, masuk kampung dengan melalui lorong berliku, mereka tak sekadar refresing begitu saja. Seperti halnya memasuki dan menelusuri lingkungan perkampungan di mana pun berada, mahasiswa bisa belajar menerapkan kesantunan. Mereka yang berasal dari berbagai latar budaya perlu berperilaku baik dan responsif terhadap situasi sosial dan budaya yang ada.
Berikut adalah sebuah karya Divanda Virako Virginnia, sebuah puisi dengan judul Jejak Waktu dalam Harmoni. Puisi ini di tulis di Kayu Tangan dan diselesaikan di Bandungrejosari. Seperti, pemandangan di Kayu Tangan yang dikenal sebagai kawasan heritage di kota Malang, puisi Jejak Waktu dalam Harmoni adalah sebuah potret salah satu lingkungan perkotaan yang dirasakan oleh penulis yang berlatar belakang kehidupan pedesaan. Kayu Tangan berada di tengah kota dan terkesan ramai, namun demikian, di perkampungan, masyarakatnya ramah, mereka hidup berdampingan secara harmonis. Tempat ini menyimpan banyak cerita dan Sejarah.
Jejak Waktu dalam Harmoni
Kota berdenting dengan deru kendaraan
Jalanan sibuk dengan langkah cepat dan
riuh,
Gedung-gedung tinggi berdiri megah
Namun diujungnya, ada ruang
Sunyi yang menyimpan cerita lama
Kampung heritage, tenang dan penuh warna,
Rumah-rumah tua dengan cerita yang tak terungkap
Masyarakat ramah,
Saling berjualan, dan saling menyapa
Warisan budaya hidup di tengah-tengah mereka
Kota dan kampung, berpadu dalam kisah
Bersama-sama mereka merajut sejarah
Bandungrejosari, 10 Januari 2025
Mahasiswa atau pengunjung tempat wisata pada umumnya, tentu pernah menemukan keunikan dari lokasi wisata yang dikunjungi. Jika dikaitkan dengan menulis sastra wisata, tentu bukanlah sekadar menuliskan ekspresi bahasa semata. Sastra wisata menghubungkan antara budaya dan wisata. Dengan demikian, memalui menulis puisi sebagai salah satu genre sastra pariwisata, mahasiswa diharapkan memiliki pengalaman menulis kreatif.
Pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan dapat diperkenalkan melalui karya sastra seperti puisi tentang wisata. Sementara, puisi-puisi pariwisata tak hanya mengandalkan estetika dalam arti kepuitisannya, melainkan juga sedikit informatif meskipun dari segi filling dan nada puisi memberikan daya tarik akan perasaan senang atas objek wisata yang dituangkan dalam puisi. Berikut ini disajikan pusi karya Marsiana Tasya yang dia ditorehkan dengan dengan bahasa yang lugas. Judul puisinya Kayu Tangan. Puisi ini melukiskan perasaan dan lingkungan Kayu Tangan, sebuah lingkungan yang tak hanya perkampungan dan jalan besar. Tetapi, tak jauh dari tempat itu sebagai bagian dari lingkungan pusat kota Malang, ada pasar burung, sungai Brantas, dan pasar bunga. Tempat itu masih sejuk dan alami.
Kayu Tangan
Di tengah perkotaan Malang.
Kupergi berkunjung di sebuah tempat
Di mana terdapat keindahan yang tersembunyi
Di tempat yang bernama kayu tangan
Aku dapat melihat dan merasakan keindahan
Keindahan yang tersembunyi
Gedung tua nan kokoh yang berdiri
Bercerita tentang sejarah
Bersemi pohon-pohon rindang yang berjejer
Yang kulewati, dapat menyejukan hati
Melodi angin
Yang kurasakan dikulit tubuhku
Menyambut diriku dengan lembut
Oh, kayu tangan yang indah
Kau membuat hari ku semakin indah
kau terangkai indah dalam kenangan
menyinari hidupku dimasa depan
Bandungrejosari, 10 Januari 2025
Kegiatan mahasiswa dalam menulis puisi yang didahului rekreasi di lokasi destinasi wisata di kampung heritage merupakan bentuk pembelajaran yang efektif. Dengan belajar menulis puisi, mahasiswa membangun kemampuan dalam menangkap keindahan dan keunikan tempat wisata yang ditentukan. Tidak hanya itu, tempat wisata membantu mahasiswa mendapatkan inspirasi penulisan puisi, menciptakan gambaran yang mendalam tentang suasana dan pengalaman yang dirasakan pengunjung.
Seperti pada puisi Kayu Tangan, puisi tersebut penulis memberikan sentuhan suasana kota, arsitektur kuno, tradisi, dan pemandangan lingkungan perkampungan. Dalam puisi, penulis dapat menghidupkan kembali kenangan bagi pembaca termasuk dalam menempatkan Kayu Tangan sebagai warisan budaya sebagaimana Kayu Tangan sebagai kampung heritage di kota Malang. Begitu juga pada karya Rehasna Amirah Salma pada puisinya yang berjudul Kampung Yang Abadi.
Kampung Yang Abadi
Kayu tangan dibalik pagi, tenang berseri
Rumah tua berbisik pada angin
Menyimpan cerita dalam diam yang suci
Melukis sejarah yang tersembunyi
Angin berbisik lewat celah kayu
Menyentuh hati yang rindu masa lalu
Di jalan sempit, kenangan bersua
Menghantarkan kenangan, tak pernah terlupa
Kampung dengan sejuta pesona
Waktu berganti, tak pudar sama sekali
Menjadi harta yang tak ternilai harganya
Bandungrejosari, 10 Januari 2025
Berikut puisi Pagi di Kayu Tangan karya Maria Marleni Woe memberikan kesan sebuah gambaran suasana kampung dan kota di waktu pagi. Diksi dan metafora dalam puisi ini menarik perhatian pembaca, sekaligus sebagai puisi pariwisata karya Marleni ini menarik karena secara emosional mampu menjadi alat promosi agar para wisatawan mengunjungi kampong heritage tersebut.
Pagi di Kayu Tangan
Di bawah langit yang mulai bersinar jingga,
Kayu tangan terbangun dari lelapnya.
Suara burung merdu terpadu riang,
Mengisi lorong-lorong dengan sangat terang.
Pedagang membuka kios perlahan,
Aroma roti dan kopi memanggil dalam keheningan.
Orang-orang lalu lalang dengan langkah pasti,
Mengejar mimpi di antara hiruk-pikuk pagi.
Pepohonan tua berdiri gagah di sisi jalan,
Menyaksi waktu berlalu tanpa perlawanan.
Pagi di kayu Tangan begituh mewah
Seolah membisikkan bahwa harapan tak pernah tertinggal.
Bandungrejosari, 10 Januari 2025
Sastra pariwisata merupakan alternatif yang menarik diajarkan kepada siswa bahkan mahasiswa. Sekaligus, melalui proses penulisan puisi peserta didik terlatih dalam belajar secara multidisipliner. Setidaknya menulis puisi sebagai sastra pariwisata akan membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan sejarah. pembelajaran menulis puisi di lokasi-lokasi bersejarah memberikan kesempatan bagi penulis dalam mengembangkan diri secara kreatif.
Menulis puisi pariwisata memberikan kesadaran yang mengaitkan diri pelajar dengan lingkungan mereka. Proses ini tidak hanya memperkaya pengalaman pribadi tetapi juga mendorong orang lain untuk menghargai warisan budaya yang ada. Sebagaimana praktik pembelajaran menulis puisi pariwisata, mahasiswa dalam menghasilkan sastra pariwisata ada langkah-langkah menulis puisi.
Pembelajaran menulis puisi dengan berjalan-jalan dan melakukan observasi mendalam seperti yang mereka lakukan pengamatan langsung di Kayu Tangan, mahasiswa berlatih menemukan elemen-elemen yang menarik yang ada di lokasi pariwisata. Di Kayu Tangan, mahasiswa mendapatkan pengamatan dan bahan penulisan puisi dari dimensi arsitektur, suasana, dan interaksi masyarakat. Berdasarkan contoh-contoh potensi Kayu Tangan, pada kegiatan pramenulis sambil mengamati, mereka melakukan kegiatan pengumpulan inspirasi.
Menulis puisi menjadi mudah. Awalnya mereka melakukan kegiatan dan mengalami berwisata. Membuat catatan tentang obek dan perasaan serta kesan yang muncul selama observasi merupakan hal yang berguna dalam menyusun bahan mentah puisi sebelum mereka mengekspresikan atau penyusunan draf. Caranya, menulis draf awal puisi dengan fokus pada tema yang ingin diangkat, menggunakan bahasa yang menggugah emosi. Setelah itu, revisi dan penyempurnaan.
Menulis puisi yang baik tidak langsung sekali jadi. Apalagi bagi penulis yang masih harus banyak belajar dan meningkatkan keterampilannya. Untuk menghasilkan karya yang baik, sebagiknya penulis meninjau kembali draf, memperbaiki pilihan kata, ritme, dan struktur hingga puisi terasa harmonis. Selanjutnya, pembacaan publik. Setelah karya puisi jadi sebagiknya mereka membagikan puisi kepada teman atau dalam acara komunitas untuk mendapatkan umpan balik dan meningkatkan apresiasi terhadap karya. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, siswa atau mahasiswa dapat menghasilkan puisi yang tidak hanya indah tapi juga menuh makna. Sambil memperhatikan estetika puisi dan meningkatkan puisi agar bernas ditinjau dari makna budaya. Seperti halnya, beberapa contoh puisi karya mahasiswa merepresentasikan lingkungan kota, perkampungan sejarah dari kampung heritage yang mereka kunjungi. (****)
)* Gatot Sarmidi, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, dan Pengurus PISHI Bidang Sastra. Tulisan ini diedit oleh Dr. Sumani, M.M., M.Hum. dosen Universitas PGRI Madiun.