Romo Benny Soroti Fenomena Dugaan TPPU Rp 300 Triliun
Dirinya juga mempertanyakan sejauh mana data-data dari transaksi keuangan boleh di ungkapkan ke publik tanpa menyebut nama dan oknum, Namun demikian pria yang kerap disapa Romo Benny itu beranggapan yang terpenting adalah sebuah fakta laporan-laporan dari transaksi keuangan harusnya di tindaklanjuti, karena objek pencucian uang merugikan negara.

NUSADAILY. COM - JAKARTA - Pengamat Komunikasi Antonius Benny Susetyo menyoroti fenomena dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang ( TPPU) Rp300 triliun lebih yang dilontarkan Menkopolhukam Mahfud MD. Ia menilai pernyataan Mahfud MD telah menimbulkan pro dan kontra tentang boleh tidaknya seorang pejabat publik mengungkapkan fakta dari analisa transaksi keuangan.
Ia menyebut, Menkopolhukam itu telah membuat publik terkejut atas pernyataannya. Dengan mengatakan jika tidak terjadi penyelewengan pajak, maka setiap orang di Indonesia bisa menikmati subsidi sekitar Rp20 juta per bulan.
Dirinya juga mempertanyakan sejauh mana data-data dari transaksi keuangan boleh di ungkapkan ke publik tanpa menyebut nama dan oknum, Namun demikian pria yang kerap disapa Romo Benny itu beranggapan yang terpenting adalah sebuah fakta laporan-laporan dari transaksi keuangan harusnya di tindaklanjuti, karena objek pencucian uang merugikan negara.
"Masalah ini sebenarnya adalah persoalan relasi kuasa, dimana menurut Walter Benjamin ada dua kekuasaan yaitu kuasa ilahi dan manusiawi.Sehingga ketika dimensi kuasa manusiawi dipengaruhi oleh politik, maka politik itu terjebak pada regulasi, dan kerap kali politik bermain untuk menutupi kejahatan kemanusiaan” kata Romo Benny dikutip dari tayangan kanal YouTube Rumah kebudayaan Nusantara ( RKN) Selasa (28/3/2023).
Sementara,apa yang dilakukan oleh Prof. Mahfud MD, Romo. Benny menyebut yang bersangkutan menjalankan politik kuasa ilahi. Dengan senantiasa mengatasi norma-norma hukum, norma-norma kesopanan, mengatasi kekuatan-kekuatan politik yang mencoba memanipulasi kebenaran.
"Maka dimensi kuasa ilahi itulah yang harusnya menjadi pegangan pejabat publik," tegasnya.
Oleh karenanya, ia berpendapat perdebatan komisi III DPR RI dengan Prof. Mahfud MD harus dilihat dalam perspektif bagaimana politik itu dipakai dengan dimensi ilahi atau manusiawi. Kalau dimensi manusiawi maka selalu bertanya mengenai otoritasnya,namun politik jika dilihat dalam kuasa ilahi dia mengatasi kesulitan, hambatan dan dia mengungkapkan sebuah kebenaran, meskipun kebenaran itu kerap kali pahit
"Pahit itu adalah obat yang mujarab, kita belajar dari Walter Benjamin, belajar tentang bahasa," kata Romo Benny.
Atas Fenomenal ini Romo Benny mengajak kepada semua pejabat publik maupun masyarakat umum untuk berani mengungkapkan kebenaran guna kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar.Dengan bahasa yang tidak memanipulasi kebenaran, sehingga tidak. memperlemah fakta dan data, hanya untuk kepentingan menutupi boroknya manipulasi korupsi yang sudah di ujung tanduk.
“Saatnyalah kita bersama-sama berani mengungkapkan dibalik sebuah kejanggalan yang terjadi dan memulainya dengan keberanian. Keberanian harus di mulai dengan politik ilahi, bukan sekedar politik manusiawi”, pungkasnya. (sir)