Sedih Tidak Lagi Bisa Memeluk Baitullah

Jun 23, 2024 - 18:51
Sedih Tidak Lagi Bisa Memeluk Baitullah

NUSADAILY.COM – MAKKAH - Dalam kepadatan jamaah haji dari seluruh dunia di pelataran Baitullah, Minggu (23/6/), terlihat puluhan jamaah berombongan menyelesaikan kegiatan thawaf wada'. Dan nampak wajah sedih, sesekali mengusap air matanya.

 

Terlihat pengenal kain di leher kloter 23 dari Kota Malang. Rombongan itu mewakili puluhan ribu jamaah haji yang terjadwal dipulangkan ke tanah air Indonesia dalam beberapa hari kedepan. Hingga Minggu (23/6), sudah 9 kloter jamaah haji diterbangkan dari bandara Jedah atau sudah sekitar 3.700 jamaah kembali ke tanah air khususnya penerbangan dati Jedah ke Surabaya.

 

Thawaf Wada' atau thawaf perpisahan adalah kegiatan wajib terakhir jamaah haji sebelum kembali ke rumah mereka masing- masing. "Sangat sedih, karena tidak bisa memeluk lagi Kabah dan bersujud dekat, ujar Nurdiana, jamaah haji kloter 23 yang akan dipulangkan ke Surabaya 27 Juni nanti.

 

Sementara temannya Diana Idawati tak kuasa berkata hanya menatap Multazam sambil berdoa. Merekapun berdoa agar diberi keistikhomahan beribadah setelah kembali di tanah air.

 

Thawaf wada’ adalah thawaf yang dilakukan setelah melakukan seluruh rangkaian rukun haji  dan  akan meninggalkan kota Makkah. Ahmad Sarwat dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji dan Umroh, mengatakan thawaf wada dilakukan jamaah yang akan meninggalkan kota Makkah dalam rangkaian haji. Ketentuan thawaf wada'' sama seperti thawaf lainnya, yakni mengitari kabah sebanyak tujuh kali dengan memposisikan. baitullah di sebelah kiri .

 

M In'am Esha, pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang  mengatakan, kegiatan Thawaf wada' wajib karena bagian dari rukun haji. Diakui In'am, yang juga pengajar ketu rombongan di kloter 23 ini, kegiatan ini juga berat karena fisik jamaah sudah banyak dihabiskan di Arofa, Mudzalifah juga lempar jumroh saat Mabit di Mina. Yang terpenting bagi jamaah haji, ujarnya adalah setelah kembali ke rumah masing-masing, para jamaah haji bisa lebih baik dan istiqhomah. (tav/wan)