Soal Bursa Calon Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang, Zulham: Logika Kelaziman Akan Kalahkan Ambisi

NUSADAILY.COM – MALANG - Bursa calon Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, semakin hangat di tengah perbincangan para kader. Wakil Ketua Fraksi PDIP, Zulham Akhmad Mubarrok menilai ada banyak kader senior yang layak memimpin partai berlambang banteng moncong putih di Kabupaten Malang.
Politikus muda ini menilai, ambisi untuk bersaing memperebutkan kursi Ketua DPC saat ini bukanlah hal yang lazim. Karenanya, Zulham memilih mengubur dalam ambisi untuk sekadar meramaikan bursa calon Ketua DPC.
"Ambisi akan kalah dengan logika kelaziman. Karena sudah tidak lazim muncul itu di era sekarang. Saya lebih senang mendorong para senior yang sudah berkarir di partai. Di komponen pelengkap kita okelah, tapi kalau memunculkan diri sepertinya tidak. Ini bukan situasi ideal untuk menjadi pahlawan kesiangan," ungkap Zulham.
Mantan jurnalis ini menegaskan, sama sekali tidak pernah terbesit dalam dirinya untuk masuk bursa pencalonan Ketua DPC. Baginya ada etika politik yang harus dijaga.
"Artinya, kalaupun didorong tetap saja kita ini akan lebih mendahulukan senior. Ini etika politik yang memang sudah ditekankan begitu di partai kita," ujarnya.
"Kalau di partai yang sudah shuttle seperti PDI kan senioritas. Ini secara aturan tidak tertulis, tetapi senioritas masih menjadi acuan terkait dengan posisi strategis apalagi ketua. Kecuali ada anomali, misalnya tiba-tiba Bu Ketum (Megawati Soekarnoputri, red) melalui jaringannya yang di DPP memberikan penugasan langsung pasti tidak bisa ditolak. Tapi kalau sifatnya masih prosedural seperti yang harus ada pencalonan, ada proses yang harus dilalui, kita antri, wong masih banyak senior yang ideal," bebernya.
Ketua DPD KNPI Kabupaten Malang ini melanjutkan, ika ada penugasan khusus untuk maju sebagai Ketua DPC dari Ketua Umum, semua kader tentunya akan siap sedia menjalankan. Namun, sekalipun itu penugasan, kader muda seperti Zulham memiliki peluang yang kecil mendapatkan mandat tersebut.
"Kansnya kecil kalau seperti di daerah yang menjadi basis suara PDI, kemudian terjadi anomali itu kansnya besar. Di sini membaca kultur, kalau sebagai kader semua pasti oke. Kalau penugasan, tapi kalau dalam hal logika politik, PDI disini menang, kursinya banyak, senior-senior ini reputasinya bagus-bagus, maka berbicara kans ini minim bagi orang seperti saya untuk meraih atau mengajukan diri. Ini tidak sesuai etika, tidak mungkin juga," terang dia.
Soal sejumlah nama yang sudah mencuat ke permukaan meramaikan bursa pencalonan Ketua DPC, Zulham menyampaikan, seluruhnya memiliki track record yang bagus, disamping memiliki pengalaman yang mumpuni. Sejumlah nama yang dimaksud diantaranya, Didik Gatot Subroto, Darmadi, Sugeng Pujianto, Budi Kriswiyanto, dan Tutik Yunarni.
"Artinya begini, Pak Didik masih oke, Pak Sugeng ya oke, Mas Budi oke, Mas Darmadi tambah sip. Orang-orang ini kan reputasinya sudah lebih panjang daripada kita," jelasnya.
Lebih jauh, sebagai kader muda, Zulham mengharapkan, siapapun nanti yang terpilih sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang mampu menjaga ritme apik yang sudah terbangun selama ini.
"Tugas ketua partai ke depan menjaga ritme semua ini agar tidak turun. Karena tantangan ke depan ini situasi politik masih belum menentu, positioning partai kita secara nasional juga belum klir, semua masih menunggu. Maka jadi Ketua DPC di momen-momen yang seperti ini bukan opsi yang enak. Apalagi dari segi pemerintahan kita baru saja kehilangan Presiden, kursinya kursi panas, semua akan menghindari kursi panas itu. Siapapun yang mencalonkan, silakan saja, idealnya Malang ini mestinya masih menghangat, siapapun oke-oke saja," paparnya.(ap/wan)